ASAHAN- Polres Asahan melakukan Ekshumasi Makam Pandu Brata Syahputra Siregar, pelajar Kelas XII SMA Swasta di Kisaran yang diduga mengalami penganiayaan oknum Polisi.
Ekshumasi dilakukan di Perkuburan Kristen sekitaran tempat tinggal korban, di Huta I Parlakitangan Sordang Baru Kec. Ujung Padang Kabupaten Sumalungun, Minggu (16/03/35) siang.
"Kita lakukan ekshumasi, melakukan autopsi terhadap jenazah almarhum Pandu untuk mencari titik terang bagaimana kasus ini, apa penyebab kematiannya. Hingga saat ini masih berproses dokter forensik beserta tim masih melakukan autopsi di lokasi , kuburan. Mohon doa nya semoga hasilnya bisa kita rilis. Dan kita pastikan apa penyebab kematian berdasarkan ilmu dokter forensik," ujar Kapolres Asahan AKBP Afdhal Junaidi SIK.
Disinggung informasi yang menyebut pihaknya telah mengamankan satu orang warga Sipil dan seorang oknum polisi terkait kasus ini, mantan Kasat Lantas Polres Asahan ini mengaku masih dalam proses.
"Akan kita sampaikan rilisnya karna saat ini masih proses penyelidikan dan penyidikan. Apa hasilnya nanti akan kita sampaikan transparan," akhir Afdhal di lokasi.
Amatan di lokasi, hingga berita ini dikirim ke meja redaksi, tim dokter forensik yang dihadirkan Polres Asahan, dipimpin dr Ishmurizal, dari Rumah Sakit Bhayangkara TK II Medan masih melakukan autopsi terhadap jenazah korban.
Sebelumnya, usai Kasi Humas Polres Asahan Iptu Anwar Sanusi mengeluarkan klarifikasi kepada sejumlah wartawan, Rabu (12/03) lalu, menyebut korban positif Narkoba, pernyataan berbeda disampaikan KBO Satreskrim Polres Asahan, Iptu Ahmadi.
Di hadapan massa dari GMNI Asahan dan rekan sekolah korban yang melakukan Aksi Solidaritas, Jumat (14/03), lalu di Mapolres Asahan, Ahmadi meminta kepada masyarakat untuk bersabar.
"Kalo itu nanti kita lihat klarifikasinya. Itu kan ada unsur semua di dalamnya. Ada dari pihak Paminal, kan itu ya. Ada di dalamnya. Jadi semuanya terbentuk, terbentuk, ini bukan hanya dari sisi pidana. Dari sisi SOP nya juga kami lakukan pendalaman itu. Jadi rekan-rekan mohon bersabar. Percayakan kepada kami," jelas Ahmadi menjawab pertanyaan salah seorang massa aksi.
Selain itu, di hadapan massa yang dipimpin langsung Ketua GMNI Asahan, Josua Robinsar Tamba, atas perintah Kapolres Asahan, pihaknya telah membentuk Tim Khusus, terbagi dalam 2 tim, yakni dari unsur Reskrim dan Propam.
"Kapolres sudah mengeluarkan surat perintah (sprint) terhadap adanya dugaan yang seperti baru-baru ini viral. Kapolres bentuk dua unit, kami dari tim Reskrim menyelidiki pengungkapan dari kematiannya," ungkap Ahmadi.
Diakuinya, tim khusus ini sudah bekerja dan kini sedang melakukan pendalaman terhadap keterangan dari para saksi.
"Kami ini dibentuk untuk mencari kebenaran. Kami tidak ada libatkan dari Polsek Simpang Empat karena kasus ini ada di sana. Ini murni tim internal dari Polres. Saat ini rekan kami masih mengambil keterangan rekan-rekan Pandu di sekolah, dan saat ini sebagian ada di Polsek Simpang Empat, dan ada di Universitas Asahan untuk menyelidiki seluruh yang bersangkutan dengan kasus ini," ujarnya.
Kembali dirinya berharap kepada masyarakat untuk bersabar karena saat ini timnya sedang bekerja dan akan menegakkan keadilan. "Karena kami saat ini belum bisa mengambil kesimpulan, kami masih menunggu," katanya.
Ungkapnya lagi, Polres Asahan berencana akan melakukan Ekshumasi atau membongkar kuburan korban untuk mengetahui apa penyebab kematian korban secara forensik.
"Sampai saat ini, keluarga korban belum memberikan persetujuan dengan alasan menunggu rembuk keluarga. Namun, apabila keluarga tidak berkenan, kami akan melakukan eksumasi sendiri dengan tindakan hukum kami," aku Ahmadi.
Diakuinya, Ekshumasi ini penting untuk mengungkap kasus . Sebab, kematian korban dapat diungkap setelah dilakukan eksumasi.
"Dari jasad korban ini akan dilakukan otopsi, sehingga nanti dapat terang benderang penyebab kematiannya. Percayakan kepada kami, Polsek Simpang Empat tidak kami libatkan karena mereka yang terlibat dalam perkara ini," akhirnya.
"Kami menolak klarifikasi yang dilakukan Polres Asahan 2 hari lalu sebab keterangan tersebut tidak mendasar, malah makin menimbulkan kegaduhan di tengah tengah masyarakat. Kami mendesak Kapolres Asahan memberikan klarifikasi berdasarkan bukti bukti dan Keterangan saksi," jawab Ketua GMNI Asahan Josua ditanyai dari seberang telepon.(Tim)